GBPP DAN SAP
ETIKA DAN NILAI LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA
STIK BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2013
MATERI 1
Ruang wilayah yang merupakan lingkungan hidup manusia sesungguhnya merupakan bagian dari sistem ekologi atau ekosistem. Setiap ekosistem terdiri dari dua komponen yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup meliputi seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni binatang, manusia dengan segal prilakunya, tumbuhan, mikrobia dan benda hidup lainnya. Komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.
Diantara akhlak terhadap Allah SWT adalah:
Akhlaq yang berhubungan dengan sesama manusia dan sesama muslim
1. Memenuhi janji ( al Isra : 34, an Nahl : 91, Al Maidah :1, As Shaff : 2-3)
2. Menghubungkan tali persaudaraan (An Nisa : 36, )
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah bersabda: “Siapa yang ingin dilapangkan untuknya rizkinya dan diakhirkan untuknya dalam ajalnya maka hendaklah menyambung tali silaturahimnya.” ( HR.Bukhari-Muslim)
Dari ‘Aisyah ra. dia berkata “Rahim itu digantung diatas ‘Arsy, dia berkata: “Siapa yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya dan siapa yang memutusku maka Allah akan memutusnya.” (HR.Bukhari-Muslim)
3. Waspada dan menjaga keselamatan bersama (Al Maidah : 2, Al Asr:1-3)
4. Berlomba mencapai kebaikan (Al Baqoroh: 148, Ali Imron : 133)
5. Bersikap adil (an Nahl : 90, Al Hujurut : 9)
6. Tidak boleh mencela dan menghina (Al Hujurat : 11, Al Humazah : 1 )
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah berkata:”Cukuplah kejelekan seseorang jika menghina saudaranya sesama.” (HR.Muslim)
7. Tidak bolaeh bermarahan (Al Qalam : 4, Ali ‘Imron : 134)
8. Menjaga rahasia (Al Isra : 34)
9. Mengutamakan orang lain (Al Hasyr : 9, Al Insan : 8)
10. Saling memberi hadiah.
“ Hendaklah kalian saling memberi hadiah pasti kalian saling mencintai.” (HR.Al Baihaqi).
Etika lingkungan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang atau badan usaha atau program
kegiatan yang dilandasi oleh moral yang penuh tanggung jawab dengan
penuh kesadaran memperhatikan kepentingan sekarang dan masa depan.
Menghargai dan memelihara komunitas
kehidupan berdasarkan etika yang didasarkan pada prinsip saling
memelihara yang merupakan pemikiran agi pembangunan berkelanjutan.
http://www.slideshare.net/iffahsulistyawatihartana/penerapan-etika-lingkungan
BAB 1
PENDAHULUAN
Bismillah. Di manapun di bumi, kita
manusia hidup, berusaha dan tinggal pada suatu ruang wilayah. Pada ruang
wilayah itu kita berinteraksi dengan
tanah, air, tumbuhan, hewan dan bahakan sesama manusia. Kita bangun rumah, tempat berusaha, kebun,
pasar, jalan, jembatan, sekolah, pabrik dan sebagainya di ruang wilayah. Tempat
kita hidup ini diistilahkan dengan lingkungan hidup. Singkatnya, lingkungan
hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia termasuk makhluk hidup
dan manusia lainnya yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta
saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Ruang wilayah yang merupakan lingkungan hidup manusia sesungguhnya merupakan bagian dari sistem ekologi atau ekosistem. Setiap ekosistem terdiri dari dua komponen yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup meliputi seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni binatang, manusia dengan segal prilakunya, tumbuhan, mikrobia dan benda hidup lainnya. Komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.
Ruang
wilayah sebagai ekosistem alami
Lingkungan hidup didefinisikan ecara
mendalam dan komprehensif dalam UU No 32 tahun 2009 sebagai kesatuan ruang
dengan semua benda, daya , keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteran manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan
hidup alami yang tidak terganggu
Dalam keadaan alami, ruang wilayah
dengan segala komponen-komponennya itu ada dalam keadaan harmoni, seimbang dan
sejahtera. Lingkungan hidup selanjutnya menjagi terganggu hingga mengalami
kerusakan sebagai akibat dari faktor alami ataupun karena faktor campur tangan
manusia melalui dampak negatif kegiatan-kegiatan manusia. Pemanfaatan ruang
wilayah oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia seperti papan, pangan, sandang, pendidikan
dan sebagainya telah menyebabkan
kerusakan di darat dan di laut. Lebih ironis lagi, manusia mulai melupakan
pentingnya melakukan menata lingkungan
secara konsisten dan konsekuen apalagi merawat lingkungan hidup, akibatnya
terjadilah kerusakan ekosistem di mana-mana serta menyebabkan terjadinya
kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.
Disadari atau tidak, bencana alam
dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan
hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin
puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain
berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan
membuat lingkungan hidup semakin rusak. Manusia sebagai makhluk berakal dan
memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain akan terus
berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Dengan
adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat
berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Bencana
alam sebagai faktor penhyebab kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan yang dipelopori
manusia bisa dimulai dari adanya penebangan secara liar di ruang wilayah hutan
lindung yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor. Kerusakan juga dapat terjadi pada pembangunan
perumahan, sekolah pasar, sekolah, kawasan industri di ruang wilayah rawa-rawa
dengan metode penimbunan dari bahan yang diambil tanpa melakukan konpensasi ruang
yang digali sebagai tempat air. Selain itu, kerusakan lingkungan juga terjadi
akibat pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran sungai dan laut
akan membuat pencemaran tanah, air dan udara.
Pencemaran
tanah dan air
Gangguan
dan kerusakan lingkungan di manapun akan
mempengaruhi kualitas udara, tanah, dan air sebagai bagian dari kesejahteraan
hidup manusia. Manusia akan menjadi terganggu kesejahteraannya karena udara
yang tercemar, tanah yang tercemar, tanah yang kualitasnya menurun akibat
terjadinya erosi tanah, air yang menurun kualitasnya. Manusia yang hidup di
lingkungan yang terganggu udara, tanah dan airnya akan terganggu kesehatannya
sehingga meningkat prevalensi penyakit-penyakit ISPA, malaria, disentri, diare,
TBC, kaki gajah, kanker, dan penyakit-penyakit yang menjangkit manusia akibat menurunnya kualitas
lingkungan mereka.
Penyakit-penyakit
yang terjadi karena faktor lingkungan
Upaya untuk memicigasi kerusakan
lingkungan jauh lebih sulit dibandingkan dengan upaya pencegahan (preventive
measures) jika disadari oleh semua pihak sebagai pemangku kepentingan terhadap
lingkungan hidup yang sehat dan lestari. Kerusakan lingkungan bisa diminimalkan
manakala para pemangku kepentingan (stakeholders) mempunyai kesadaran yang
tinggi untuk menjaga lingkungan. Kesadaran itu dapat terbentuk melalui
pendidikan (edukasi). Pendidikan lingkungan hidup idealnya dimulai dari usia
dini. Yang paling penting adalah bagaimana anak-anak hingga orang dewasa
memahami nilai-nilai apa yang harus mereka fahami tentang lingkungan hidup.
Nilai-nilai di sini dapat berupa moralitas, cinta dan kasih sayang terhadap
lingkungan. Nilai-nilai dapat ditimbulkan pada manusia dengan jalan mengenalkan
nilai-nilai yang ada pada lingkungan itu sendiri.
Ekosistem itu mesti dikenalkan
nilai-nilai atau manfaatnya. Apa saja manfaat ekonomi, manfaat sosial, manfaat
ekologis, manfaat keberadaan, manfaat pilihan dan sebagainya. Kepada anak-anak
usia sekolah hingga perguruan tinggi mereka mesti diberi pendidikan tentang
bagaimana merekayasa lingkungan yang bijak atau ramah lingkungan. Sebagai misal
bagaimana membangun bangunan yang nyaman dan asri tetapi tidak boros energi,
menampung air hujan yang jatuh di atap dan halaman, memanfaatkan sampah untuk
kompos dan sebagainya.
Rumah yang
memanen hujan sebagai penerapan etika lingkungan
Sisi lain dari pendidikan lingkungan
bagi semua pemangku kepentingan terhadap lingkungan yang sehat dan lestari
adalah perlunya pemahaman dan penghayatan terhadap etika lingkungan. Manusia
perlu memahami sejumlah jenis etika yang baik dan tidak baik terhadap
lingkungan. Ada sejumlah mazhab etika lingkungan yang mesti difahami sehingga
tidak salah dalam beretika. Buku ini mencoba memaparkan secara runut tentang
pembangunan dan dampak negatifnya, pembangunan mesti memperhatikan nilai-nilai
lingkungan, pembangunan mesti memperhatikan etika lingkungan, apa saja
nilai-nilai lingkungan, apa saja
mazhab-mazhab etika lingkungan yang ada sejak dulu sampai sekarang dan
bagaimana kita mengelola lingkungan itu dengan pendekatan etika lingkungan.
MATERI 2
MEMPERBAIKI DAN MENJAGA AKHLAQ KEPADA PENCIPTA, SESAMA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Oleh
H. Supli
Effendi Rahim
Dosen FP
Unpal, PPS Unsri dan PPS Bina Husada
Assalamu alaikum wr wb,
Dengan tidak henti-hentinya
memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, mari kita selalu
memperbaiki dan menjaga akhlaq kita kepada pencipta kita, kepada sesama dan
kepada lingkungan hidup kita. Ini semua merupakan manifestasi tingkat keimanan
dan ketaqwaan kita kepada Allah swt pemilik, pencipta, pemelihara alam semesta
dan juga kita semua. Selawat dan salam mari kita selalu kirimkan, lafazkan dan
ikrarkan setiap saat sebagai bukti kita berterima kasih kepada nabi kita, nabi
akhir zaman, manusia besar sepanjang zaman yang banyak pengorbanannya kepada
agama, kepada umat ini, sehingga kita dianugerahi nikmat yang terbesar di
antara nikmat-nikmat lainnya yakni iman dan islam.
Bapak-bapak, saudara-saudaraku yang
saya cintai,
Belakangan kita terkejut dan hampir
tidak percaya bahwa banyak sekali cobaan, musibah dan ujian dalam kehidupan kita
sebagai manusia, sebagai umat dan sebagai bangsa. Belum lepas dari ingatan kita
dari banjir yang menggenangi rumah-rumah kita, jalan-jalan kita dan bahkan
harta dan barang berharga milik kita, kita dikejutkan dengan hilangnya puluhan
bahkan ratusan penduduk negeri ini melalui peristiwa kecelakaan jalan raya di
banyak tempat di tanah air. Dari kecelakaan-kecelakaan lalu lintas itu
terbanyak disebabkan kelengahan manusia yakni rem blong. Setelah banjir dan
kecelakaan itu menyusul lagi pembunuhan sadis, dalam bentuk mutilasi. Istri
memutilasi suami atau sebaliknya suami memutilasi istri.
Akhlaq kepada Allah
Setiap muslim
meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber dalam kehidupannya. Allah
adalah Pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya, Allah adalah
pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan
pedoman hidup dalam kehidupan manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala
hal seperti ini
mengakar dalam diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita
bahwa Allah lah yang pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak.
Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.
mengakar dalam diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita
bahwa Allah lah yang pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak.
Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.
Diantara akhlak terhadap Allah SWT adalah:
1. Taat terhadap
perintah-perintah-Nya.
Hal
pertama yang harus
dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah SWT, adalah dengan
mentaati segala perintah-perintah-Nya. Sebab bagaimana mungkin ia tidak
mentaati-Nya, padahal Allah lah yang telah memberikan segala-galanya
pada dirinya. Allah berfirman (QS. 4 : 65):
“Maka demi
Rab-mu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemdian mrekea tidak merasa
keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.”
Karena
taat kepada
Allah merupakan konsekwensi keimanan seoran muslim kepada Allah SWT.
Tanpa
adanya ketaatan, maka ini merupakan salah satu indikasi tidak adanya
keimanan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW juga menguatkan makna ayat
di atas dengan bersabda:
“Tidak beriman
salah seorang diantara kalian, hingga hawa nafsunya (keinginannya) mengikuti
apa yang telah datang dariku (Al-Qur’an dan sunnah)." (HR. Abi Ashim
al-syaibani).
2. Memiliki rasa tanggung jawab atas
amanah yang diembankan padanya.
Etika
kedua yang harus
dilakukan seorang muslim kepada Allah SWT, adalah memiliki rasa tanggung
jawab atas amanah yang diberikan padanya. Karena pada hakekatnya,
kehidupan inipun merupakan amanah dari Allah SWT. Oleh karenanya,
seorang mukmin senantiasa meyakini, apapun yang Allah berikan padanya,
maka itu merupakan amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban
dari Allah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda:
Dari ibnu Umar ra,
Rasulullah SAW bersabda,
"Setiapkalian
adalah
pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap apa yang
dipimpinnya. Seorang amir (presiden/ imam/ ketua) atas manusia,
merupakan pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
Seorang suami merupakan pemimpin bagi keluarganya, dan ia bertanggung
jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang wanita juga merupakan pemimpin
atas rumah keluarganya dan juga anak-anaknya, dan ia bertanggung jawab
atas apa yang dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta
tuannya, dan ia bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Dan
setiap kalian adalah pemimpin, dan bertanggung jawab atas apa yang
dipimpinnya." (HR. Muslim)
3. Ridho terhadap ketentuan Allah SWT.
Etika
berikutnya yang
harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT, adalah ridha terhadap
segala
ketentuan yang telah Allah berikan pada dirinya. Seperti ketika ia
dilahirkan baik oleh keluarga yang berada maupun oleh keluarga yang
tidak mampu, bentuk fisik yang Allah berikan padanya, atau hal-hal
lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap seorang muslim senantiasa yakin
(baca; tsiqah) terhadap
apapun yang Allah berikan pada dirinya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa keburukan. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:’
apapun yang Allah berikan pada dirinya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa keburukan. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:’
" sungguh
mempesona
perkara orang beriman. Karena segala urusannya adalah dipandang baik
bagi dirinya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, karena ia tahu
bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya. Dan jika ia
tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu bahwa hal tersebut
merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Bukhari)
Apalagi
terkadang
sebagai seorang manusia, pengetahuan atau pandangan kita terhadap
sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi, sesuatu yang kita anggap
baik justru buruk, sementara sesuatu yang dipandang buruk ternyata malah
memiliki kebaikan bagi diri kita.
4. Senantiasa bertaubat kepada-Nya.
Sebagai
seorang
manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput dari sifat lalai dan
lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia. Oleh karena
itulah, etika kita kepada Allah, manakala sedang terjerumus dalam
‘kelupaan’ sehingga berbuat kemaksiatan kepada-Nya adalah dengan segera
bertaubat kepada Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman (QS. 3 : 135) :
"Dan orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapakah yang dapat mengampuni
dosa selain Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang
mereka mengetahui."
5. Obsesinya adalah keridhaan
ilahi.
Seseorang
yang
benar-benar beriman kepada Allah SWT, akan memiliki obsesi dan orientasi
dalam
segala aktivitasnya, hanya kepada Allah SWT. Dia tidak beramal dan
beraktivitas untuk mencari keridhaan atau pujian atau apapun dari
manusia. Bahkan terkadang, untuk mencapai keridhaan Allah tersebut,
‘terpakasa’ harus mendapatkan ‘ketidaksukaan’ dari para manusia lainnya.
Dalam sebuah hadits
Rasulullah SAW pernah menggambarkan kepada kita:
"Barang
siapa
yang mencari keridhaan Allah dengan ‘adanya’ kemurkaan manusia, maka
Allah akan
memberikan keridhaan manusia juga. Dan barang siapa yang mencari
keridhaan manusia dengan cara kemurkaan Allah, maka Allah akan
mewakilkan kebencian-Nya pada manusia." (HR. Tirmidzi, Al-Qadha’I dan
ibnu Asakir).
Dan
hal seperti ini
sekaligus merupakan bukti keimanan yang terdapat dalam dirinya. Karena
orang yang tidak memiliki kesungguhan iman, otientasi yang dicarinya
tentulah hanya keridhaan manusia. Ia tidak akan perduli, apakah Allah
menyukai tindakannya atau tidak. Yang penting ia dipuji oleh oran lain.
6. Merealisasikan ibadah
kepada-Nya.
Etika
atau akhlak
berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT adalah
merealisasikan segala ibadah kepada Allah SWT. Baik ibadah yang
bersifat mahdhah, ataupun ibadah yang ghairu mahdhah. Karena pada hakekatnya, seluruh aktiivitas sehari-hari adalah ibadah kepada Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an Allah berberfirman (QS. 51 : 56):
“Dan tidaklah
Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Oleh
karenanya, segala
aktivitas, gerak gerik, kehidupan sosial dan lain sebagainya merupakan
ibadah yang dilakukan seorang muslim terhadap Allah. Sehingga ibadah
tidak hanya yang memiliki skup mahdhah saja, seperti shalat, puasa haji
dan sebagainya. Perealisasian ibadah yang paling penting untuk dilakukan
pada saat ini adalah beraktivitas dalam rangkaian tujuan untuk dapat
menerakpak hukum Allah di muka bumi ini. Sehingga Islam menjadi pedoman
hidup yang
direalisasikan oleh masyarakat Islam pada khususnya dan juga oleh
masyarakat dunia pada umumnya.
7. Banyak membaca al-Qur’an.
Etika
dan akhlak
berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah adalah
dengan memperbanyak membaca dan mentadaburi ayat-ayat, yang merupakan
firman-firman-Nya. Seseeorang yang mencintai sesuatu, tentulah ia akan
banyak dan sering menyebutnya. Demikian juga dengan mukmin, yang
mencintai Allah SWT, tentulah ia akan selalu menyebut-nyebut Asma-Nya
dan juga senantiasa akan membaca firman-firman-Nya. Apalagi menakala
kita mengetahui keutamaan membaca
Al-Qur’an yang dmikian besxarnya.
Al-Qur’an yang dmikian besxarnya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan kepada kita:
"Bacalah
Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu dapat memberikan syafaat di hari
kiamat kepada para pembacanya." (HR. Muslim)
Adapun
bagi
mereka-mereka yang belum bisa atau belum lancar dalam membacanya, maka
hendaknya ia senantiasa mempelajarinya hingga dapat membacanya dengan
baik. Kalaupun seseorang harus terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an
tersebut, maka Allah pun akan memberikan pahala dua kali lipat bagi
dirinya.
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
"Orang
(mu’min)
yang membaca Al-Qur’an dan ia lancar dalam membacanya, maka ia akan
bersama
para malaikat yang mulia lagi suci. Adapun orang mu’min yang membaca
Al-Qur’an, sedang ia terbata-bata dalam membacanya, lagi berat (dalam
mengucapkan huruf-hurufnya), ia akan mendapatkan pahala dua kali lipat."
(HR. Bukhori Muslim)
Akhlaq yang berhubungan dengan sesama manusia dan sesama muslim
1. Memenuhi janji ( al Isra : 34, an Nahl : 91, Al Maidah :1, As Shaff : 2-3)
2. Menghubungkan tali persaudaraan (An Nisa : 36, )
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah bersabda: “Siapa yang ingin dilapangkan untuknya rizkinya dan diakhirkan untuknya dalam ajalnya maka hendaklah menyambung tali silaturahimnya.” ( HR.Bukhari-Muslim)
Dari ‘Aisyah ra. dia berkata “Rahim itu digantung diatas ‘Arsy, dia berkata: “Siapa yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya dan siapa yang memutusku maka Allah akan memutusnya.” (HR.Bukhari-Muslim)
3. Waspada dan menjaga keselamatan bersama (Al Maidah : 2, Al Asr:1-3)
4. Berlomba mencapai kebaikan (Al Baqoroh: 148, Ali Imron : 133)
5. Bersikap adil (an Nahl : 90, Al Hujurut : 9)
6. Tidak boleh mencela dan menghina (Al Hujurat : 11, Al Humazah : 1 )
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah berkata:”Cukuplah kejelekan seseorang jika menghina saudaranya sesama.” (HR.Muslim)
7. Tidak bolaeh bermarahan (Al Qalam : 4, Ali ‘Imron : 134)
8. Menjaga rahasia (Al Isra : 34)
9. Mengutamakan orang lain (Al Hasyr : 9, Al Insan : 8)
10. Saling memberi hadiah.
“ Hendaklah kalian saling memberi hadiah pasti kalian saling mencintai.” (HR.Al Baihaqi).
Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Qur'an berkaitan dengan
perlakuan sesama manusia. Petunjuk dalam hal ini bukan hanya dalam bentuk
larangan melakukan hal-hal negative seperti membunuh, menyakiti badan, atau
mengambil harta tanpa alasan yang benar, tetapi juga sampai kepada menyakiti
hati dengan cara menceritakan aib sesorang dibelakangnya, tidak perduli aib itu
benar atau salah. Dalam hal ini Allah berfiman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah
ayat 263 yakni:
قول معروف ومغفرة خير من صدقة يتبعها اذى والله غني حليم
(البقر ة : ٢٦٣)
Artinya: "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af, lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerimanya), Allah Maha Kaya Lagi Maha Penyantun.(al-Baqarah :263)
Artinya: "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af, lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerimanya), Allah Maha Kaya Lagi Maha Penyantun.(al-Baqarah :263)
Di sisi lain Al-Qur'an menekankan bahwa setiap orang hendaknya
didudukan secara wajar. Tidak masuk kerumah orang lain tanpa izin, jika bertemu
saling mengucapkan salam, dan ucapan yang dikeluarkan adalah ucapan yang baik,
hal ini dijelaskan dalam surat an-Nur ayat 24 yakni :
يوم تشهد عليهم السنتهم وايديهم وارجلهم بما كانو يعملون
(النور : ٢٤)
Artinya: "Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka
menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjaka (An-Nur :
24).
Rincian yang dikemukakan
Al-Quran berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia.
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima) (QS Al-Baqarah [2]: 263).
Di sisi lain Al-Quran menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan secara wajar. Nabi Muhammad saw --misalnya-- dinyatakan sebagai manusia seperti manusia yang lain.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya (QS An-Nur [24]: 27).
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima) (QS Al-Baqarah [2]: 263).
Di sisi lain Al-Quran menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan secara wajar. Nabi Muhammad saw --misalnya-- dinyatakan sebagai manusia seperti manusia yang lain.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya (QS An-Nur [24]: 27).
Salam yang diucapkan itu
wajib dijawab dengan salam yang serupa, bahkan juga dianjurkan agar dijawab
dengan salam yang lebih baik (QS An-Nisa' [4]: 86).
Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia (QS Al-Baqarah [2]: 83).
Bahkan lebih tepat jika kita berbicara sesuai dengan keadaan dan kedudukan mitra bicara, serta harus berisi perkataan yang benar,
"Dan katakanlah perkataan yang benar" (QS Al-Ahzab [33]: 70).
Tidak wajar seseorang mengucilkan seseorang atau kelompok lain, tidak wajar pula berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan keburukan seseorang, dan menyapa atau memanggilnya dengan sebutan buruk (baca Al-Hujurat [49]: 11-12).
Yang melakukan kesalahan hendaknya dimaafkan.
Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia (QS Al-Baqarah [2]: 83).
Bahkan lebih tepat jika kita berbicara sesuai dengan keadaan dan kedudukan mitra bicara, serta harus berisi perkataan yang benar,
"Dan katakanlah perkataan yang benar" (QS Al-Ahzab [33]: 70).
Tidak wajar seseorang mengucilkan seseorang atau kelompok lain, tidak wajar pula berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan keburukan seseorang, dan menyapa atau memanggilnya dengan sebutan buruk (baca Al-Hujurat [49]: 11-12).
Yang melakukan kesalahan hendaknya dimaafkan.
Pemaafan ini hendaknya
disertai dengan kesadaran bahwa yang memaafkan berpotensi pula melakukan
kesalahan. Karena itu, ketika Misthah --seorang yang selalu dibantu oleh
Abu Bakar r.a.-- menyebarkan berita palsu tentang Aisyah, putrinya, Abu Bakar
dan banyak orang lain bersumpah untuk tidak lagi membantu Misthah. Tetapi
Al-Quran turun menyatakan:
Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabat(-nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah dijalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan, serta berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampuni kamu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS An-Nur [24]: 22).
Sebagian dari ciri orang bertakwa dijelaskan dalam Quran surat Ali Imran (3): 134, yaitu: Maksudnya mereka mampu menahan amarahnya, dan memaafkan, (bahkan) berbuat baik (terhadap mereka yang pernah melakukan kesalahan terhadapnya), sesungguhnya Allah senang terhadap orang yang berbuat baik.
Dalam Al-Quran ditemukan anjuran, "Anda hendaknya mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan Anda sendiri."
"Mereka mengutamakan orang lain daripada diri mereka sendiri, walaupun mereka amat membutuhkan"
(QS Al-Hasyr [59]: 9).
Jika ada orang yang digelari gentleman --yakni yang memiliki harga diri, berucap benar, dan bersikap lemah lembut (terutama kepada wanita)-- seorang Muslim yang mengikuti petunjuk-petunjuk akhlak Al-Quran tidak hanya pantas bergelar demikian, melainkan lebih dari itu, dan orang demikian dalam bahasa Al-Quran disebut al-muhsin.
Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabat(-nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah dijalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan, serta berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampuni kamu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS An-Nur [24]: 22).
Sebagian dari ciri orang bertakwa dijelaskan dalam Quran surat Ali Imran (3): 134, yaitu: Maksudnya mereka mampu menahan amarahnya, dan memaafkan, (bahkan) berbuat baik (terhadap mereka yang pernah melakukan kesalahan terhadapnya), sesungguhnya Allah senang terhadap orang yang berbuat baik.
Dalam Al-Quran ditemukan anjuran, "Anda hendaknya mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan Anda sendiri."
"Mereka mengutamakan orang lain daripada diri mereka sendiri, walaupun mereka amat membutuhkan"
(QS Al-Hasyr [59]: 9).
Jika ada orang yang digelari gentleman --yakni yang memiliki harga diri, berucap benar, dan bersikap lemah lembut (terutama kepada wanita)-- seorang Muslim yang mengikuti petunjuk-petunjuk akhlak Al-Quran tidak hanya pantas bergelar demikian, melainkan lebih dari itu, dan orang demikian dalam bahasa Al-Quran disebut al-muhsin.
Sebagai makhluk hidup, kita amat
memerlukan tempat kehidupan di dunia ini yang baik; indah, bersih, aman dan
nyaman. Itu sebabnya, kita amat memerlukan apa yang disebut dengan lingkungan
hidup yang asri. Karena itu, menjadi keharusan kita bersama untuk berakhlak
baik kepada lingkungan hidup agar lingkungan yang kita dambakan itu bisa
terwujud.
AHLAQ KEPADA LINGKUNGAN HIDUP
Ada beberapa hal yang harus kita
pahami sebagai bentuk akhlak yang baik kepada lingkungan hidup agar kita bisa
melaksanakannya.
1.
Keharusan
Menjaga Lingkungan Hidup.
Menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan tidak melakukan kerusakan di dalamnya merupakan suatu
keharusan bagi setiap manusia. Karena itu, siapapun orangnya, melakukan
kerusakan hidup dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik sehingga orang munafik
sekalipun tidak mau dituduh telah melakukan kerusakan di muka bumi ini meskipun
ia sebenarnya telah melakukan kerusakan, Allah Swt berfirman yang artinya:
وَإِذَا قِيْلَ لَهُمْ لاَ
تُفْسِدُوْا فِى اْلأَرْضِ قَالُوْا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ. أَلاَ
إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلَكِنْ لاَ تَشْعُرُوْنَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka:
Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: Sesungguhnya
kami orang yang mengadakan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari (QS 2:
11-12).
Oleh
karena itu, orang-orang yang suka melakukan kerusakan di muka harus diwaspadai,
Allah Swt berfirman:
وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِى اْلأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا
وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ الْفَسَادِ
Dan apabila ia (munafik) berpaling
(dari kamu), ia berjalan di muka bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan
merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan (QS 2: 205).
2.
Anjuran
Menanam Pohon.
Agar lingkungan hidup yang kita
diami tetap asri dan lestari, maka kaum muslimin sangat dianjurkan untuk
menanam pohon, dengan adanya pohon, apalagi pohon yang besar, manusia akan
memperoleh keuntungan seperti penghijauan, air hujan bisa menyerap lebih banyak
ke dalam tanah sebagai cadangan air, udara tidak terlalu panas, buah yang
dihasilkan serta kayu yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia.
Anjuran menanam pohon ini terdapat dalam hadits Nabi Saw:
إِنْ
قَامَتِ السَّاعَةُ وَفِى يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيْلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَلاَّ
تَقُوْمَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا
Jika hari kiamat datang dan pada
tangan seseorang diantara kamu terdapat sebuah bibit tanaman, jika ia mampu
menanamnya sebelum datangnya kiamat itu, maka hendaklah ia menanamnya (HR.
Ahmad dan Bukhari)
Manakala
pohon yang ditanam itu menghasilkan buah yang banyak, maka pahala untuk orang
yang menanam pohon itu akan lebih besar lagi, Rasulullah Saw bersabda:
مَامِنْ رَجُلٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ
كَتَبَ اللهُ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ قَدْرَ مَايَخْرُجُ مِنْ ثَمَرِ ذَالِكَ
الْغَرْسِ
Tidak seorangpun menanam tanaman,
kecuali ditulis baginya pahala sesuai dengan buah yang dihasilkan oleh tanaman
itu (HR. Ahmad).
3.
Tidak
Boleh Buang Air di Jalan, Tempat Bernaung dan dekat sumber air.
Lingkungan
hidup yang bersih, indah dan nyaman merupakan dambaan bagi setiap orang, karena
itu harus dicegah adanya usaha untuk mengotori lingkungan, karena itu
Rasulullah Saw melarang siapapun untuk membuang air di jalan, tempat bernaung
maupun dekat sumber air, Rasulullah Saw bersabda:
إِتَّقُوا اللاَّعِنَيْنِ .قَالُوْا وَمَااللاَّعِنَانِ؟
قَالَ: الَّذِى يَتَخَلَّى فِى طَرِيْقِ النَّاسِ أَوْ ظِلِّهِمْ
Takutlah kepada dua hal yang
dilaknati. Mereka (sahabat) bertanya: Apakah dua hal yang dilaknati itu, ya
Rasulullah?. Rasulullah Saw menjawab: Orang yang membuang hajat di jalan umum
atau di bawah pohon tempat orang berteduh (HR. Muslim).
4.
Tidak
Boleh Buang Air di Air Yang Tergenang.
Air
merupakan kebutuhan yang sangat utama bagi masusia, dalam kehidupan sekarang,
manusia tidak hanya mengandalkan air dari dalam tanah, tapi justeru sekarang
ini banyak orang yang mengandalkan air sungai yang dibersihkan dan disucikan.
Karena itu, manusia jangan sampai mengotori atau mencemari air sungai.
Disamping itu, kebersihan lingkungan juga harus dijaga dan dipelihara dengan
tidak “buang air “ pada air yang tergenang, karena hal itu akan mendatangkan
penyakit dan bau yang tak sedap, Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ جَابِرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
ص.م نَهَى أَنْ يُبَالَ فِى الْمَاءِ الرَّاكِدِ
Jabir ra berkata: Rasulullah Saw
telah melarang kencing dalam air yang berhenti tidak mengalir (HR. Muslim).
5.
Memelihara
Tanaman.
Ketika para sahabat telah menanam
pohon kurma, mereka ingin agar pohon itu tumbuh dengan baik dan menghasilkan
buah yang banyak, tapi mereka agak bingung bagaimana harus mengurusnya,
karenanya mereka bertanya kepada Nabi tentang hal itu, namun Nabi menjawab: “Kamu
lebih tahu tentang urusan duniamu”.
Kisah di
atas menunjukkan bahwa pohon yang sudah ditanam harus dipelihara dengan
sebaik-baiknya, namun teknisnya diserahkan kepada masing-masing orang sesuai
dengan perkembangannya.
Dalam kaitan
dengan memelihara tanaman, penebangan pohonpun sedapat mungkin dihindari,
kecuali bila hal itu memang sangat diperlukan, itupun bila tidak menganggu
lingkungan, ini berarti harus sesuai dengan izin Allah Swt meskipun dalam
keadaan perang, Allah Swt berfirman:
مَاقَطَعْتُمْ مِنْ لِيْنَةٍ أَوْ تَرَكْتُمُوْهَا
قَائِمَةً عَلَى أُصُوْلِهَا فَبِإِذْنِ اللهِ وَلِيُخْزِيَ الْفَاسِقِيْنَ
Apa saja yang kamu tebang dari pohon
kurma (milik orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas
pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak
memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik (QS 59:5).
6.
Boleh
Memakan Buah.
Bagi
seorang muslim, disadari bahwa Allah Swt telah menganugerahkan buah yang begitu
banyak macamnya, karenanya boleh saja kita memakannya, namun jangan sampai
berlebih-lebihan, setelah itu jangan sampai lupa memanjatkkan rasa syukur
dengan menunaikan zakatnya pada saat panen, Allah berfirman yang artinya:
وَهُوَ الَّذِى أَنْشَأَ جَنَّاتٍ
مَّعْرُوْشَاتٍ وَغَيْرَ مَّعْرُوْشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا
أُكُلُهُ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرُ مُتَشَابِهٍ.
كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَءَاتُوْا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ وَلاَ
تُسْرِفُوْا إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
Dan Dialah yang menjadikan
kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma,
tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya), dan tidak sama rasanya. Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam
itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya dari memetik hasilnya (zakat);
dan janganlah kamu berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang berlebih-lebihan (QS 6:141).
7.
Tidak
Menggunakan Air Secara Boros.
Hal yang
juga amat penting untuk mendapat perhatian kita adalah menggunakan air secara
hemat, karenanya wudhu itu masing-masing dilakukan maksimal tiga kali, meskipun
wudhu pada air yang banyak, bahkan wudhu di sungai sekalipun, karenanya
Rasulullah berwudhu hanya menggunakan sedikit air, hal ini tergambar dalam
hadits:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ
Adalah Rasulullah Saw berwudhu,
dengan satu mud air (HR. Abu Daud dan Nasa’I).
جَاءَ أَعْرَابِيُّ إِلَى النَّبِىِّ ص.م فَسَأَلَهُ عَنِ الْوُضُوْءِ.
فَأَرَاهُ ثَلاَثًا ثَلاَثًا. ثمَّ قالَ: هَذَا الْوُضُوْءُ. فَمَنْ زَادَ عَلَى
هَذَا فَقَدْ أَسَاءَ أَوْ تَعَدَّى أَوْ ظَلَمَ
Datang seorang Badui kepada Nabi
Saw, kemudian bertanya kepada beliau tentang wudhu, maka Nabi Saw
memperlihatkan padanya tiga kali, tiga kali, lalu sabda: “Inilah wudhu, siapa
yang lebih berarti telah berbuat keburukan dan kezaliman (HR. Nasa’I, Ahmad dan
Ibnu Majah).
8.
Meminta
Hujan Saat Kemarau.
Musim
kemarau apalagi kemarau panjang bisa mengakibatkan kesengsaraan bagi manusia,
karena bisa mengakibatkan kekurangan persediaan air yang pada akhirnya
kegagalan dalam pertanian dan perkebunan. Bahkan musim kemarau bisa
mengakibatkan bencana yang lebih besar lagi seperti mudahnya terjadi kebakaran,
termasuk kebakaran hutan. Disamping itu, kesengsaraan juga dialami oleh
binatang yang kesulitan bahan makanan karena daun dan rumput yang biasa dimakan
menjadi kering serta kesengsaraan bagi lingkungan hidup itu sendiri. Oleh
karena itu, sebagai upaya menumbuhkan alam lingkungan yang subur, indah dan
nyaman, menjadi suatu keharusan bagi kaum muslimin untuk berdo’a meminta hujan
dengan melaksanakan shalat istisqa.
Sumber:
http://yudhim.blogspot.com/2008/01/akhlak-sesama-muslim.html
http://al-quran.bahagia.us/_q.php?_q=sihab&dft&dfa&dfi&dfq=1&u2&ui=1&nba=14#6
http://al-quran.bahagia.us/_q.php?_q=sihab&dft&dfa&dfi&dfq=1&u2&ui=1&nba=14#6
MATERI 3
JEJAK EKOLOGIS MAHASISWAKU
Mahasiswaku di MKes PPS Binahusada
Palembang saya beri tugas untuk menulis teori tentang jejak ekologi,
selanjutnya menentukan berapa jejak ekologi masing-masing. Secara sederhana
jejak ekologi adalah jumlah global hektar yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan seseorang selama satu tahun, mulai dari untuk makan, papan, sandang,
pendidikan, transportasi, dll. Pendek kata setiap mahasiswa saya sudah mulai
mampu menentukan besaran jejak ekologi masing-masing. Dengan pemahaman terhadap
jejak ekologi masing-masing itu diharapkan mereka semakin menyadari bahwa
kehadiran setiap manu manusia di muka bumi ini menambah beban kepada bumi.
Karena itu harus wujud dalam kehidupan kita sehari-hari etika lingkungan -
akhlak terhadap apa-apa saja di sekitar kita (kepada tuhan kita, kepada sesama
makhluk, juga kepada lingkungan fisik dan biotik.
MATERI 4
Apa itu nilai lingkungan?
Nilai lingkungan berkaitan dengan dasar dan justifikasi kebijakan lingkungan. Hal ini bertujuan untuk membawa bersama-sama kontribusi dari filsafat, hukum, ekonomi dan disiplin lainnya, yang berhubungan dengan lingkungan sekarang dan masa depan manusia dan spesies lainnya, dan untuk memperjelas hubungan antara isu-isu kebijakan praktis dan prinsip-prinsip dasar yang lebih fundamental atau asumsi.
MATERI 5
Etika lingkungan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang atau badan usaha atau program
kegiatan yang dilandasi oleh moral yang penuh tanggung jawab dengan
penuh kesadaran memperhatikan kepentingan sekarang dan masa depan.
Menghargai dan memelihara komunitas
kehidupan berdasarkan etika yang didasarkan pada prinsip saling
memelihara yang merupakan pemikiran agi pembangunan berkelanjutan.
MATERI 6
Jenis Etika Lingkungan dan Prinsip-prinsip pelaksanaanya
Sebagai makhluk hidup yang
membutuhkan lingkungan, manusia memiliki kewajiban untuk menghormati,
menghargai dan menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalam lingkungan.
Mengapa? Karena manusia itu sendiri adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan
dengan lingkungan. Manusia adalah bagian dari lingkungan. Perilaku positif
manusia dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari sedangkan perilaku
negatifnya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
Etika manusia terhadap sesuatu adalah kebiasaan hidup yang baik yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain. Etika berisikan aturan tentang bagaimana manusia harus hidup yang baik sebagai manusia, perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku manusia untuk mengungkapkan, menjaga, dan melestarikan nilai tertentu, yaitu apa yang dianggap baik dan penting. Dengan demikian etika berisi prinsip-prinsip moral yang harus dijadikan pegangan dalam menuntun perilaku.
Etika manusia terhadap sesuatu adalah kebiasaan hidup yang baik yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain. Etika berisikan aturan tentang bagaimana manusia harus hidup yang baik sebagai manusia, perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku manusia untuk mengungkapkan, menjaga, dan melestarikan nilai tertentu, yaitu apa yang dianggap baik dan penting. Dengan demikian etika berisi prinsip-prinsip moral yang harus dijadikan pegangan dalam menuntun perilaku.
Etika lingkungan hidup memfokuskan
tentang perilaku manusia terhadap alam serta hubungan antara semua
kehidupan alam semesta. Etika lingkungan (etika ekologi) adalah pendekatan
terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai
keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti
dan makna yang sama. Prinsip etika lingkungan adalah: semua bentuk kehidupan
memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan
karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.
Etika Lingkungan berasal dari dua
kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa
yunani yaitu “Ethos” yang berarti
adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika
Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu
tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau
tidak dengan kewajiban. Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan atau akibat suatu tindakan. Sedangkan Etika keutamaan adalah
mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan
manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Etika lingkungan merupakan
kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya.etika lingkungan
diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan
secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Etika lingkungan dapat dikategorikan
kedalam etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian
adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk
kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung
usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua mahluk. Etika lingkungan
dapat dibedakan menjadi etika lingkungan dangkal (shallow environmental
ethics), etika lingkungan moderat (moderate environmental ethics) dan etika
lingkungan dalam (deep environmental ethics). Di sini hanya akan dibicarakan
yang pertama dan yang ketiga. Karena yang kedua merupakan peralihan antara yang
pertama dabn yang kedua.
Etika Lingkungan Dangkal (Shallow environmental ethics)
Etika lingkungan dangkal merupakan pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan fungsi lingkungan sebagai sarana penyelenggaraan kepentingan manusia dan bersifat antroposentris. Etika lingkungan dangkal biasa diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik. Dalam hal ini, alam hanya dipandang sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Pokok-pokok penekanan dalam etika antroposentris adalah sebagai berikut.
Etika Lingkungan Dangkal (Shallow environmental ethics)
Etika lingkungan dangkal merupakan pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan fungsi lingkungan sebagai sarana penyelenggaraan kepentingan manusia dan bersifat antroposentris. Etika lingkungan dangkal biasa diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik. Dalam hal ini, alam hanya dipandang sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Pokok-pokok penekanan dalam etika antroposentris adalah sebagai berikut.
- Manusia terpisah dari alam.
- Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
- Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
- Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
- Norma utama adalah untung rugi.
- Mengutamakan rencana jangka pendek.
- Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya di negara miskin.
- Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
Jenis etika antroposentris.
1.
Etika
antroposentris yang menekankan segi estetika alam (etika lingkungan harus dicari pada kepentingan manusia,
secara khusus kepentingan estetika).
2.
Etika
antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus (mendasarkan etika lingkungan pada perlindungan atau
konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia).
Tokoh: Eugene Hargrove dan Mark
Sagoff.
Etika Lingkungan Dalam (Deep Environmental Ethics)
Dalam pandangan etika ini, alam sesungguhnya memiliki fungsi kehidupan, patut dihargai dan diperlakukan dengan cara yang baik (etika lingkungan ekstensionisme atau preservasi). Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi kepentingan bersama, kepentingan manusia dan kepentingan alam itu sendiri.
Berikut adalah hal-hal yang ditekankan dalam etika lingkungan.
Etika Lingkungan Dalam (Deep Environmental Ethics)
Dalam pandangan etika ini, alam sesungguhnya memiliki fungsi kehidupan, patut dihargai dan diperlakukan dengan cara yang baik (etika lingkungan ekstensionisme atau preservasi). Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi kepentingan bersama, kepentingan manusia dan kepentingan alam itu sendiri.
Berikut adalah hal-hal yang ditekankan dalam etika lingkungan.
- Manusia adalah bagian dari alam
- Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang
- Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-wenang
- Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk
- Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai
- Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati
- Menghargai dan memelihara tata alam
- Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem
- Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara.
Jenis-jenis etika lingkungan dalam.
1.
Etika
Neo-Utilitarisme. Etika ini merupakan pengembangan
etika utilitarisme Jeremy Bentham yang dipelopori Pete Singer yang menekankan
kebaikan untuk semua sehingga kebaikan etika lingkungan ditujukan untuk seluruh
mahluk.
2.
Etika
Zoosentrisme. Etika ini menekankan perjuangan
hak-hak binatang (pembebasan binatang) dengan tokoh Charles Brich.
Menurut etika ini, binatang memiliki hak menikmati kesenangan karena mereka
dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan dan menjadikan rasa
senang/penderitaan binatang sebagai salah satu standar moral.
3.
Etika
Biosentrisme. Etika ini menekankan
kehidupan sebagai standar moral dengan salah satu tokohnya adalah Kenneth
Goodpaster. Hal yang dijadikan tujuan bukanlah rasa senang atau menderita
tetapi kemampuan atau kepentingan untuk hidup. Dengan menjadikan kepentingan
untuk hidup sebagai standar moral, maka yang dihargai secara moral bukan hanya
manusia dan hewan, melainkan seluruh makhluk hidup yang ada.
4.
Etika
Ekosentrisme. Etika ekosentrisme menekankan
keterkaitan seluruh organisme dan anorganisme dalam ekosistem. Setiap individu
mamiliki keterkaitan satu sama lain secara mutual dan memandang bumi sebagai
suatu pabrik terintegrasi berisi organsime yang saling membutuhkan, saling
menopang dan saling memerlukan. Kematian dan kehidupan haruslah diterima secara
seimbang. Hukum alam memungkinkan mahluk saling memangsa diantara semua
spesies. Ini menjadi alasan mengapa manusia boleh memakan unsur-unsur yang
ada di alam, seperti binatang maupun tumbuhan. Menurut salah satu tokohnya,
John B. Cobb, etika ekosentrisme mengusahakan keseimbangan antara kepentingan
individu dengan kepentingan keseluruhan dalam ekosistem.
5.
Hak Asasi Alam. Makhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi, namun
makhluk hidup membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan berkembang.Makhluk
hidup seperti binatang dan tumbuhan juga mempunyai hak, meskipun mereka tidak
dapat bertindak yang berlandaskan kewajiban. Mereka ada dan tercipta untuk
kelestarian alam ini. Maka mereka juga mempunyai hak untuk hidup. Hak itu harus
dihormati berdasar prinsip nilai intrinsik yang menyatakan bahwa setiap entitas
sebagai anggota komunitas bumi bernilai. Dengan demikian, pembabatan hutan secara
tidak proporsional dan penggunaan binatang sebagai obyek eksperimen tidak dapat
dibenarkan.
Beberapa prinsip yang dapat menjadi
pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam.
1.
Sikap
Hormat terhadap Alam (Respect For Nature). Hormat
terhadap alam merupakan prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam
semesta seluruhnya. Setiap anggota komunitas ekologis, termasuk manusia,
berkewajiban menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies serta
menjaga keterkaitan dan kesatuan komunitas ekologis.
2.
Prinsip
Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature). Manusia mempunyai tanggung jawab terhadap alam semesta (isi,
kesatuan, keberadaan dan kelestariannya).
3.
Solidaritas
Kosmis (Cosmic Solidarity). Prinsip
solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian yang menyatu dari
alam semesta dimana manusia sebagai makhluk hidup memiliki perasaan
sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain.
4.
Prinsip
Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For Nature). Manusia digugah untuk mencintai, menyayangi, dan
melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa
dominasi yang muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama anggota komunitas
ekologis, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak
disakiti, dan dirawat.
5.
Prinsip tidak merugikan
alam secara tidak perlu,
6.
Prinsip hidup sederhana dan selaras
dengan alam
7.
Prinsip keadilan
8.
Prinsip demokrasi
9.
Prinsip integritas moral
dari berbagai sumber
http://blogs.itb.ac.id/sholihah/2011/08/24/etika-lingkungan/
http://firmandepartment.blogspot.com/2011/12/makalah-etika-lingkungan.html
MATERI 7
Penerapan etika lingkungan
Sejumlah cara yang dapat dilakukan manusia yang berkaitan dengan
etika lingkungan.
1. Konservasi : menjaga/membatasi sumber daya alam.
Maksudnya, manusia harus menghilangkan pandangan bahwa bumi merupakan SDA yang tidak terbatas sehingga manusia dapat menggunakan seenaknya
2. Meyakini bahwa manusia merupakan bagian dari alam, dengan cara:
a. Tidak mengeksploitasi SDA secara berlebihan
b. Tidak merusak alam sekitar
c. Memperbaiki kerusakan SDA akibat eksploitasi berlebihan dan menyadari bahwa eksploitasi mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan
3. Mendukung dan menjamin bahwa lingkungan dapat meneruskan fungsinya untuk kelangsungan hidup semua makhluk dengan menghormati alam
4. Mengelola sistem lingkungan dengan menggunakan ilmu dan tekhnologi yang ramah lingkungan
Menurut UU pengelolaan Lingkungan Hidup, peran dan fungsi pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup :
a. Bertanggung jawab saat mengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup
b. Meningkatkan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
c. Mengembankan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup
d. Menyebarluaskan informasi lingkungan hidup kepada masyarakat
e. Memberi penghargaan bagi orang yang berjasa dalam pengelolaan lingkungan hidup dan memberi hukuman bagi yang merusaknya
Peran Organisasi/Institusi dalam pengelolaan lingkungan
a. Memberikan pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat.
b. Meneliti masalah lingkungan hidup dan hasilnya disebarluaskan kepada masyarakat.
c. Mengontrol pemerintah dalam pelaksanaan UU pengelolaan lingkungan hidup.
d. Berperan aktif sebagai mitra regulator dalam memberikan informasi mengenai lingkungan hidup kepada masyarakat.
e. Membantu menyelesaikan masalah lingkungan hidup dalam masyarakat
Peran Individu dalam pengelolaan lingkungan
a. Mematuhi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
b. Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan.
c. Saling mengingatkan apabila ada yang melakukan kegiatan yang merusak lingkungan.
d. Menyayangi binatang dan tumbuhan sehingga terhindar dari kepunahan.
Peran Pengelolaan Lingkungan dalam keluarga
a. Menanam dan memelihara tanaman di pekarangan rumah
b. Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya
c. Memberikan tanggung jawab pada tiap angggota keluarga untuk membersihkan rumah secara rutin
Peranan dalam Lingkungan Pendidikan /Sekolah/Universitas
a. Pembahasan atau mengenai lingkungan hidup
b. Pengelolaan sampah
c. Penanaman pohon
Peranan di Lingkungan Masyarakat
a. Membuang sampah pada tempat pembuangan sampah akhir secara berkala
b. Memisahkan sampah organik dan anorganik
c. Melakukan gotong royong secara berkala
d. Mendaur ulang sampah yang dapay diperbaharui
1. Konservasi : menjaga/membatasi sumber daya alam.
Maksudnya, manusia harus menghilangkan pandangan bahwa bumi merupakan SDA yang tidak terbatas sehingga manusia dapat menggunakan seenaknya
2. Meyakini bahwa manusia merupakan bagian dari alam, dengan cara:
a. Tidak mengeksploitasi SDA secara berlebihan
b. Tidak merusak alam sekitar
c. Memperbaiki kerusakan SDA akibat eksploitasi berlebihan dan menyadari bahwa eksploitasi mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan
3. Mendukung dan menjamin bahwa lingkungan dapat meneruskan fungsinya untuk kelangsungan hidup semua makhluk dengan menghormati alam
4. Mengelola sistem lingkungan dengan menggunakan ilmu dan tekhnologi yang ramah lingkungan
Menurut UU pengelolaan Lingkungan Hidup, peran dan fungsi pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup :
a. Bertanggung jawab saat mengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup
b. Meningkatkan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
c. Mengembankan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup
d. Menyebarluaskan informasi lingkungan hidup kepada masyarakat
e. Memberi penghargaan bagi orang yang berjasa dalam pengelolaan lingkungan hidup dan memberi hukuman bagi yang merusaknya
Peran Organisasi/Institusi dalam pengelolaan lingkungan
a. Memberikan pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat.
b. Meneliti masalah lingkungan hidup dan hasilnya disebarluaskan kepada masyarakat.
c. Mengontrol pemerintah dalam pelaksanaan UU pengelolaan lingkungan hidup.
d. Berperan aktif sebagai mitra regulator dalam memberikan informasi mengenai lingkungan hidup kepada masyarakat.
e. Membantu menyelesaikan masalah lingkungan hidup dalam masyarakat
Peran Individu dalam pengelolaan lingkungan
a. Mematuhi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
b. Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan.
c. Saling mengingatkan apabila ada yang melakukan kegiatan yang merusak lingkungan.
d. Menyayangi binatang dan tumbuhan sehingga terhindar dari kepunahan.
Peran Pengelolaan Lingkungan dalam keluarga
a. Menanam dan memelihara tanaman di pekarangan rumah
b. Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya
c. Memberikan tanggung jawab pada tiap angggota keluarga untuk membersihkan rumah secara rutin
Peranan dalam Lingkungan Pendidikan /Sekolah/Universitas
a. Pembahasan atau mengenai lingkungan hidup
b. Pengelolaan sampah
c. Penanaman pohon
Peranan di Lingkungan Masyarakat
a. Membuang sampah pada tempat pembuangan sampah akhir secara berkala
b. Memisahkan sampah organik dan anorganik
c. Melakukan gotong royong secara berkala
d. Mendaur ulang sampah yang dapay diperbaharui
http://www.slideshare.net/iffahsulistyawatihartana/penerapan-etika-lingkungan
No comments:
Post a Comment