MATERI KULIAH

GBPP DAN SAP 
ETIKA DAN NILAI LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA
STIK BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2013 

MATERI 1
 
BAB 1
PENDAHULUAN
Bismillah. Di manapun di bumi, kita manusia hidup, berusaha dan tinggal pada suatu ruang wilayah. Pada ruang wilayah itu  kita berinteraksi dengan tanah, air, tumbuhan, hewan dan bahakan sesama manusia.  Kita bangun rumah, tempat berusaha, kebun, pasar, jalan, jembatan, sekolah, pabrik dan sebagainya di ruang wilayah. Tempat kita hidup ini diistilahkan dengan lingkungan hidup. Singkatnya, lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia termasuk makhluk hidup dan manusia lainnya yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya.

Ruang wilayah yang merupakan lingkungan hidup manusia sesungguhnya merupakan bagian dari sistem ekologi atau ekosistem. Setiap ekosistem terdiri dari dua komponen yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup meliputi seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni binatang, manusia dengan segal prilakunya, tumbuhan, mikrobia dan benda hidup lainnya. Komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.
Ruang wilayah sebagai ekosistem alami
Lingkungan hidup didefinisikan ecara mendalam dan komprehensif dalam UU No 32 tahun 2009 sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya , keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteran manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup alami yang tidak terganggu
Dalam keadaan alami, ruang wilayah dengan segala komponen-komponennya itu ada dalam keadaan harmoni, seimbang dan sejahtera. Lingkungan hidup selanjutnya menjagi terganggu hingga mengalami kerusakan sebagai akibat dari faktor alami ataupun karena faktor campur tangan manusia melalui dampak negatif kegiatan-kegiatan manusia. Pemanfaatan ruang wilayah oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia  seperti papan, pangan, sandang, pendidikan dan sebagainya  telah menyebabkan kerusakan di darat dan di laut. Lebih ironis lagi, manusia mulai melupakan pentingnya  melakukan menata lingkungan secara konsisten dan konsekuen apalagi merawat lingkungan hidup, akibatnya terjadilah kerusakan ekosistem di mana-mana serta menyebabkan terjadinya kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.
Disadari atau tidak, bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat lingkungan hidup semakin rusak. Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Bencana alam sebagai faktor penhyebab kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan yang dipelopori manusia bisa dimulai dari adanya penebangan secara liar di ruang wilayah hutan lindung yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor.  Kerusakan juga dapat terjadi pada pembangunan perumahan, sekolah pasar, sekolah, kawasan industri di ruang wilayah rawa-rawa dengan metode penimbunan dari bahan yang diambil tanpa melakukan konpensasi ruang yang digali sebagai tempat air. Selain itu, kerusakan lingkungan juga terjadi akibat pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran tanah, air dan udara.
Pencemaran tanah dan air
Gangguan dan kerusakan lingkungan di  manapun akan mempengaruhi kualitas udara, tanah, dan air sebagai bagian dari kesejahteraan hidup manusia. Manusia akan menjadi terganggu kesejahteraannya karena udara yang tercemar, tanah yang tercemar, tanah yang kualitasnya menurun akibat terjadinya erosi tanah, air yang menurun kualitasnya. Manusia yang hidup di lingkungan yang terganggu udara, tanah dan airnya akan terganggu kesehatannya sehingga meningkat prevalensi penyakit-penyakit ISPA, malaria, disentri, diare, TBC, kaki gajah, kanker, dan penyakit-penyakit yang  menjangkit manusia akibat menurunnya kualitas lingkungan mereka.
Penyakit-penyakit yang terjadi karena faktor lingkungan
Upaya untuk memicigasi kerusakan lingkungan jauh lebih sulit dibandingkan dengan upaya pencegahan (preventive measures) jika disadari oleh semua pihak sebagai pemangku kepentingan terhadap lingkungan hidup yang sehat dan lestari. Kerusakan lingkungan bisa diminimalkan manakala para pemangku kepentingan (stakeholders) mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menjaga lingkungan. Kesadaran itu dapat terbentuk melalui pendidikan (edukasi). Pendidikan lingkungan hidup idealnya dimulai dari usia dini. Yang paling penting adalah bagaimana anak-anak hingga orang dewasa memahami nilai-nilai apa yang harus mereka fahami tentang lingkungan hidup. Nilai-nilai di sini dapat berupa moralitas, cinta dan kasih sayang terhadap lingkungan. Nilai-nilai dapat ditimbulkan pada manusia dengan jalan mengenalkan nilai-nilai yang ada pada lingkungan itu sendiri.
Ekosistem itu mesti dikenalkan nilai-nilai atau manfaatnya. Apa saja manfaat ekonomi, manfaat sosial, manfaat ekologis, manfaat keberadaan, manfaat pilihan dan sebagainya. Kepada anak-anak usia sekolah hingga perguruan tinggi mereka mesti diberi pendidikan tentang bagaimana merekayasa lingkungan yang bijak atau ramah lingkungan. Sebagai misal bagaimana membangun bangunan yang nyaman dan asri tetapi tidak boros energi, menampung air hujan yang jatuh di atap dan halaman, memanfaatkan sampah untuk kompos dan sebagainya.
­­­
Rumah yang memanen hujan sebagai penerapan etika lingkungan
Sisi lain dari pendidikan lingkungan bagi semua pemangku kepentingan terhadap lingkungan yang sehat dan lestari adalah perlunya pemahaman dan penghayatan terhadap etika lingkungan. Manusia perlu memahami sejumlah jenis etika yang baik dan tidak baik terhadap lingkungan. Ada sejumlah mazhab etika lingkungan yang mesti difahami sehingga tidak salah dalam beretika. Buku ini mencoba memaparkan secara runut tentang pembangunan dan dampak negatifnya, pembangunan mesti memperhatikan nilai-nilai lingkungan, pembangunan mesti memperhatikan etika lingkungan, apa saja nilai-nilai  lingkungan, apa saja mazhab-mazhab etika lingkungan yang ada sejak dulu sampai sekarang dan bagaimana kita mengelola lingkungan itu dengan pendekatan etika lingkungan.


MATERI 2

MEMPERBAIKI DAN MENJAGA AKHLAQ KEPADA PENCIPTA, SESAMA DAN LINGKUNGAN HIDUP

 
Oleh
H. Supli Effendi Rahim
Dosen FP Unpal, PPS Unsri dan PPS Bina Husada
Assalamu alaikum wr wb,
Dengan tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, mari kita selalu memperbaiki dan menjaga akhlaq kita kepada pencipta kita, kepada sesama dan kepada lingkungan hidup kita. Ini semua merupakan manifestasi tingkat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt pemilik, pencipta, pemelihara alam semesta dan juga kita semua. Selawat dan salam mari kita selalu kirimkan, lafazkan dan ikrarkan setiap saat sebagai bukti kita berterima kasih kepada nabi kita, nabi akhir zaman, manusia besar sepanjang zaman yang banyak pengorbanannya kepada agama, kepada umat ini, sehingga kita dianugerahi nikmat yang terbesar di antara nikmat-nikmat lainnya yakni iman dan islam.
Bapak-bapak, saudara-saudaraku yang saya cintai,
Belakangan kita terkejut dan hampir tidak percaya bahwa banyak sekali cobaan, musibah dan ujian dalam kehidupan kita sebagai manusia, sebagai umat dan sebagai bangsa. Belum lepas dari ingatan kita dari banjir yang menggenangi rumah-rumah kita, jalan-jalan kita dan bahkan harta dan barang berharga milik kita, kita dikejutkan dengan hilangnya puluhan bahkan ratusan penduduk negeri ini melalui peristiwa kecelakaan jalan raya di banyak tempat di tanah air. Dari kecelakaan-kecelakaan lalu lintas itu terbanyak disebabkan kelengahan manusia yakni rem blong. Setelah banjir dan kecelakaan itu menyusul lagi pembunuhan sadis, dalam bentuk mutilasi. Istri memutilasi suami atau sebaliknya suami memutilasi istri. 
Akhlaq kepada Allah   
Setiap muslim meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber dalam kehidupannya. Allah adalah Pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya, Allah adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal seperti ini
mengakar dalam diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita
bahwa Allah lah yang pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak.

Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.

Diantara akhlak terhadap Allah SWT adalah:
1.   Taat terhadap perintah-perintah-Nya.
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintah-Nya. Sebab bagaimana mungkin ia tidak mentaati-Nya, padahal Allah lah yang telah memberikan segala-galanya pada dirinya. Allah berfirman (QS. 4 : 65):
 “Maka demi Rab-mu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemdian mrekea tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
Karena taat kepada Allah merupakan konsekwensi keimanan seoran muslim kepada Allah SWT. Tanpa adanya ketaatan, maka ini merupakan salah satu indikasi tidak adanya keimanan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW juga menguatkan makna ayat di atas dengan bersabda:
 “Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga hawa nafsunya (keinginannya) mengikuti apa yang telah datang dariku (Al-Qur’an dan sunnah)." (HR. Abi Ashim al-syaibani).
2. Memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diembankan padanya.
Etika kedua yang harus dilakukan seorang muslim kepada Allah SWT, adalah memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan padanya. Karena pada hakekatnya, kehidupan inipun merupakan amanah dari Allah SWT. Oleh karenanya, seorang mukmin senantiasa meyakini, apapun yang Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda:
Dari ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda,
"Setiapkalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang amir (presiden/ imam/ ketua) atas manusia, merupakan pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang suami merupakan pemimpin bagi keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang wanita juga merupakan pemimpin atas rumah keluarganya dan juga anak-anaknya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, dan ia bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Dan setiap kalian adalah pemimpin, dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya." (HR. Muslim)
3. Ridho terhadap ketentuan Allah SWT.
Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT, adalah ridha terhadap segala ketentuan yang telah Allah berikan pada dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan baik oleh keluarga yang berada maupun oleh keluarga yang tidak mampu, bentuk fisik yang Allah berikan padanya, atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap seorang muslim senantiasa yakin (baca; tsiqah) terhadap
apapun yang Allah berikan pada dirinya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa keburukan. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:’
" sungguh mempesona perkara orang beriman. Karena segala urusannya adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya."  (HR. Bukhari)
Apalagi terkadang sebagai seorang manusia, pengetahuan atau pandangan kita terhadap sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi, sesuatu yang kita anggap baik justru buruk, sementara sesuatu yang dipandang buruk ternyata malah memiliki kebaikan bagi diri kita.
4. Senantiasa bertaubat kepada-Nya.
Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput dari sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia. Oleh karena itulah, etika kita kepada Allah, manakala sedang terjerumus dalam ‘kelupaan’ sehingga berbuat kemaksiatan kepada-Nya adalah dengan segera bertaubat kepada Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman (QS. 3 : 135) :
 "Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya  diri mereka sendiri, mereka ingat akan Allah,  lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui."
5.  Obsesinya adalah keridhaan ilahi.
Seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, akan memiliki obsesi dan orientasi dalam segala aktivitasnya, hanya kepada Allah SWT. Dia tidak beramal dan beraktivitas untuk mencari keridhaan atau pujian atau apapun dari manusia. Bahkan terkadang, untuk mencapai keridhaan Allah tersebut, ‘terpakasa’ harus mendapatkan ‘ketidaksukaan’ dari para manusia lainnya. Dalam sebuah hadits
 
Rasulullah SAW pernah menggambarkan kepada kita:
 "Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan ‘adanya’ kemurkaan manusia, maka Allah akan memberikan keridhaan manusia juga. Dan barang siapa yang mencari keridhaan manusia dengan cara kemurkaan Allah, maka Allah akan mewakilkan kebencian-Nya pada manusia." (HR. Tirmidzi, Al-Qadha’I dan ibnu Asakir).
Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan yang terdapat dalam dirinya. Karena orang yang tidak memiliki kesungguhan iman, otientasi yang dicarinya tentulah hanya keridhaan manusia. Ia tidak akan perduli, apakah Allah menyukai tindakannya atau tidak. Yang penting ia dipuji oleh oran lain.
6.  Merealisasikan ibadah kepada-Nya.
Etika atau akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT adalah merealisasikan segala ibadah kepada Allah SWT. Baik ibadah yang bersifat mahdhah, ataupun ibadah yang ghairu mahdhah. Karena pada hakekatnya, seluruh aktiivitas sehari-hari adalah ibadah kepada Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an Allah berberfirman (QS. 51 : 56):
 “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Oleh karenanya, segala aktivitas, gerak gerik, kehidupan sosial dan lain sebagainya merupakan ibadah yang dilakukan seorang muslim terhadap Allah. Sehingga ibadah tidak hanya yang memiliki skup mahdhah saja, seperti shalat, puasa haji dan sebagainya. Perealisasian ibadah yang paling penting untuk dilakukan pada saat ini adalah beraktivitas dalam rangkaian tujuan untuk dapat menerakpak hukum Allah di muka bumi ini. Sehingga Islam menjadi pedoman hidup yang direalisasikan oleh masyarakat Islam pada khususnya dan juga oleh masyarakat dunia pada umumnya.
7.   Banyak membaca al-Qur’an.
Etika dan akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah adalah dengan memperbanyak membaca dan mentadaburi ayat-ayat, yang merupakan firman-firman-Nya. Seseeorang yang mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering menyebutnya. Demikian juga dengan mukmin, yang mencintai Allah SWT, tentulah ia akan selalu menyebut-nyebut Asma-Nya dan juga senantiasa akan membaca firman-firman-Nya. Apalagi menakala kita mengetahui keutamaan membaca
Al-Qur’an yang dmikian besxarnya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan kepada kita:
 "Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu dapat memberikan syafaat di hari kiamat kepada para pembacanya." (HR. Muslim)
Adapun bagi mereka-mereka yang belum bisa atau belum lancar dalam membacanya, maka hendaknya ia senantiasa mempelajarinya hingga dapat membacanya dengan baik. Kalaupun seseorang harus terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an tersebut, maka Allah pun akan memberikan pahala dua kali lipat bagi dirinya. 
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
 "Orang (mu’min) yang membaca Al-Qur’an dan ia lancar dalam membacanya, maka ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi suci. Adapun orang mu’min yang membaca Al-Qur’an, sedang ia terbata-bata dalam membacanya, lagi berat  (dalam mengucapkan huruf-hurufnya), ia akan mendapatkan pahala dua kali lipat." (HR. Bukhori Muslim)

Akhlaq yang berhubungan dengan sesama manusia dan sesama muslim
1.  Memenuhi janji ( al Isra : 34, an Nahl : 91, Al Maidah :1, As Shaff : 2-3)
2.  Menghubungkan tali persaudaraan (An Nisa : 36, )
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah bersabda: “Siapa yang ingin dilapangkan untuknya rizkinya dan diakhirkan untuknya dalam ajalnya maka hendaklah menyambung tali silaturahimnya.” ( HR.Bukhari-Muslim)
Dari ‘Aisyah ra. dia berkata “Rahim itu digantung diatas ‘Arsy, dia berkata: “Siapa yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya dan siapa yang memutusku maka Allah akan memutusnya.” (HR.Bukhari-Muslim)
3.  Waspada dan menjaga keselamatan bersama (Al Maidah : 2, Al Asr:1-3)
4.  Berlomba mencapai kebaikan (Al Baqoroh: 148, Ali Imron : 133)
5.  Bersikap adil (an Nahl : 90, Al Hujurut : 9)
6.  Tidak boleh mencela dan menghina (Al Hujurat : 11, Al Humazah : 1 )
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah berkata:”Cukuplah kejelekan seseorang jika menghina saudaranya sesama.” (HR.Muslim)
7.  Tidak bolaeh bermarahan (Al Qalam : 4, Ali ‘Imron : 134)
8.  Menjaga rahasia (Al Isra : 34)
9.  Mengutamakan orang lain (Al Hasyr : 9, Al Insan : 8)
10. Saling memberi hadiah.
“ Hendaklah kalian saling memberi hadiah pasti kalian saling mencintai.” (HR.Al Baihaqi).

Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Qur'an berkaitan dengan perlakuan sesama manusia. Petunjuk dalam hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negative seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, tetapi juga sampai kepada menyakiti hati dengan cara menceritakan aib sesorang dibelakangnya, tidak perduli aib itu benar atau salah. Dalam hal ini Allah berfiman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 263 yakni:

 قول معروف ومغفرة خير من صدقة يتبعها اذى والله غني حليم (البقر ة : ٢٦٣)
Artinya: "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af, lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerimanya), Allah Maha Kaya Lagi Maha Penyantun.(al-Baqarah :263)

Di sisi lain Al-Qur'an menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukan secara wajar. Tidak masuk kerumah orang lain tanpa izin, jika bertemu saling mengucapkan salam, dan ucapan yang dikeluarkan adalah ucapan yang baik, hal ini dijelaskan dalam surat an-Nur ayat 24 yakni :

 يوم تشهد عليهم السنتهم وايديهم وارجلهم بما كانو يعملون (النور : ٢٤)
Artinya: "Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjaka (An-Nur : 24).  
Rincian yang dikemukakan Al-Quran berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia.

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima) (QS Al-Baqarah [2]: 263).

Di sisi lain Al-Quran menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan secara wajar. Nabi Muhammad saw --misalnya-- dinyatakan sebagai manusia seperti manusia yang lain.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya (QS An-Nur [24]: 27).

Salam yang diucapkan itu wajib dijawab dengan salam yang serupa, bahkan juga dianjurkan agar dijawab dengan salam yang lebih baik (QS An-Nisa' [4]: 86).
Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia (QS Al-Baqarah [2]: 83).

Bahkan lebih tepat jika kita berbicara sesuai dengan keadaan dan kedudukan mitra bicara, serta harus berisi perkataan yang benar,

"Dan katakanlah perkataan yang benar" (QS Al-Ahzab [33]: 70).

Tidak wajar seseorang mengucilkan seseorang atau kelompok lain, tidak wajar pula berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan keburukan seseorang, dan menyapa atau memanggilnya dengan sebutan buruk (baca Al-Hujurat [49]: 11-12).

Yang melakukan kesalahan hendaknya dimaafkan. 
Pemaafan ini hendaknya disertai dengan kesadaran bahwa yang memaafkan berpotensi pula melakukan kesalahan. Karena itu, ketika Misthah --seorang yang selalu dibantu oleh Abu Bakar r.a.-- menyebarkan berita palsu tentang Aisyah, putrinya, Abu Bakar dan banyak orang lain bersumpah untuk tidak lagi membantu Misthah. Tetapi Al-Quran turun menyatakan:

Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabat(-nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah dijalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan, serta berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampuni kamu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS An-Nur [24]: 22).

Sebagian dari ciri orang bertakwa dijelaskan dalam Quran surat Ali Imran (3): 134, yaitu: Maksudnya mereka mampu menahan amarahnya, dan memaafkan, (bahkan) berbuat baik (terhadap mereka yang pernah melakukan kesalahan terhadapnya), sesungguhnya Allah senang terhadap orang yang berbuat baik.

Dalam Al-Quran ditemukan anjuran, "Anda hendaknya mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan Anda sendiri."

"Mereka mengutamakan orang lain daripada diri mereka sendiri, walaupun mereka amat membutuhkan"
(QS Al-Hasyr [59]: 9).

Jika ada orang yang digelari gentleman --yakni yang memiliki harga diri, berucap benar, dan bersikap lemah lembut (terutama kepada wanita)-- seorang Muslim yang mengikuti petunjuk-petunjuk akhlak Al-Quran tidak hanya pantas bergelar demikian, melainkan lebih dari itu, dan orang demikian dalam bahasa Al-Quran disebut al-muhsin.
Sebagai makhluk hidup, kita amat memerlukan tempat kehidupan di dunia ini yang baik; indah, bersih, aman dan nyaman. Itu sebabnya, kita amat memerlukan apa yang disebut dengan lingkungan hidup yang asri. Karena itu, menjadi keharusan kita bersama untuk berakhlak baik kepada lingkungan hidup agar lingkungan yang kita dambakan itu bisa terwujud.
AHLAQ  KEPADA LINGKUNGAN HIDUP
Ada beberapa hal yang harus kita pahami sebagai bentuk akhlak yang baik kepada lingkungan hidup agar kita bisa melaksanakannya.
1.    Keharusan Menjaga Lingkungan Hidup.
Menjaga kelestarian lingkungan hidup dan tidak melakukan kerusakan di dalamnya merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia. Karena itu, siapapun orangnya, melakukan kerusakan hidup dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik sehingga orang munafik sekalipun tidak mau dituduh telah melakukan kerusakan di muka bumi ini meskipun ia sebenarnya telah melakukan kerusakan, Allah Swt berfirman yang artinya:
وَإِذَا قِيْلَ لَهُمْ لاَ تُفْسِدُوْا فِى اْلأَرْضِ قَالُوْا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ. أَلاَ إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلَكِنْ لاَ تَشْعُرُوْنَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang yang mengadakan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari (QS 2: 11-12).
Oleh karena itu, orang-orang yang suka melakukan kerusakan di muka harus diwaspadai, Allah Swt berfirman:
وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِى اْلأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ الْفَسَادِ
Dan apabila ia (munafik) berpaling (dari kamu), ia berjalan di muka bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan (QS 2: 205).
2.    Anjuran Menanam Pohon.
Agar lingkungan hidup yang kita diami tetap asri dan lestari, maka kaum muslimin sangat dianjurkan untuk menanam pohon, dengan adanya pohon, apalagi pohon yang besar, manusia akan memperoleh keuntungan seperti penghijauan, air hujan bisa menyerap lebih banyak ke dalam tanah sebagai cadangan air, udara tidak terlalu panas, buah yang dihasilkan serta kayu yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Anjuran menanam pohon ini terdapat dalam hadits Nabi Saw:
إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَفِى يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيْلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَلاَّ تَقُوْمَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا
Jika hari kiamat datang dan pada tangan seseorang diantara kamu terdapat sebuah bibit tanaman, jika ia mampu menanamnya sebelum datangnya kiamat itu, maka hendaklah ia menanamnya (HR. Ahmad dan Bukhari)
Manakala pohon yang ditanam itu menghasilkan buah yang banyak, maka pahala untuk orang yang menanam pohon itu akan lebih besar lagi, Rasulullah Saw bersabda:
مَامِنْ رَجُلٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ قَدْرَ مَايَخْرُجُ مِنْ ثَمَرِ ذَالِكَ الْغَرْسِ
Tidak seorangpun menanam tanaman, kecuali ditulis baginya pahala sesuai dengan buah yang dihasilkan oleh tanaman itu (HR. Ahmad).
3.    Tidak Boleh Buang Air di Jalan, Tempat Bernaung dan dekat sumber air.
Lingkungan hidup yang bersih, indah dan nyaman merupakan dambaan bagi setiap orang, karena itu harus dicegah adanya usaha untuk mengotori lingkungan, karena itu Rasulullah Saw melarang siapapun untuk membuang air di jalan, tempat bernaung maupun dekat sumber air, Rasulullah Saw bersabda:
إِتَّقُوا اللاَّعِنَيْنِ .قَالُوْا وَمَااللاَّعِنَانِ؟ قَالَ: الَّذِى يَتَخَلَّى فِى طَرِيْقِ النَّاسِ أَوْ ظِلِّهِمْ
Takutlah kepada dua hal yang dilaknati. Mereka (sahabat) bertanya: Apakah dua hal yang dilaknati itu, ya Rasulullah?. Rasulullah Saw menjawab: Orang yang membuang hajat di jalan umum atau di bawah pohon tempat orang berteduh (HR. Muslim).
4.    Tidak Boleh Buang Air di Air Yang Tergenang.
Air merupakan kebutuhan yang sangat utama bagi masusia, dalam kehidupan sekarang, manusia tidak hanya mengandalkan air dari dalam tanah, tapi justeru sekarang ini banyak orang yang mengandalkan air sungai yang dibersihkan dan disucikan. Karena itu, manusia jangan sampai mengotori atau mencemari air sungai. Disamping itu, kebersihan lingkungan juga harus dijaga dan dipelihara dengan tidak “buang air “ pada air yang tergenang, karena hal itu akan mendatangkan penyakit dan bau yang tak sedap, Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ جَابِرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص.م نَهَى أَنْ يُبَالَ فِى الْمَاءِ الرَّاكِدِ
Jabir ra berkata: Rasulullah Saw telah melarang kencing dalam air yang berhenti tidak mengalir (HR. Muslim).
5.    Memelihara Tanaman.
Ketika para sahabat telah menanam pohon kurma, mereka ingin agar pohon itu tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang banyak, tapi mereka agak bingung bagaimana harus mengurusnya, karenanya mereka bertanya kepada Nabi tentang hal itu, namun Nabi menjawab:Kamu lebih tahu tentang urusan duniamu”.
Kisah di atas menunjukkan bahwa pohon yang sudah ditanam harus dipelihara dengan sebaik-baiknya, namun teknisnya diserahkan kepada masing-masing orang sesuai dengan perkembangannya.
Dalam kaitan dengan memelihara tanaman, penebangan pohonpun sedapat mungkin dihindari, kecuali bila hal itu memang sangat diperlukan, itupun bila tidak menganggu lingkungan, ini berarti harus sesuai dengan izin Allah Swt meskipun dalam keadaan perang, Allah Swt berfirman: 
مَاقَطَعْتُمْ مِنْ لِيْنَةٍ أَوْ تَرَكْتُمُوْهَا قَائِمَةً عَلَى أُصُوْلِهَا فَبِإِذْنِ اللهِ وَلِيُخْزِيَ الْفَاسِقِيْنَ
Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik (QS 59:5).
6.    Boleh Memakan Buah.
Bagi seorang muslim, disadari bahwa Allah Swt telah menganugerahkan buah yang begitu banyak macamnya, karenanya boleh saja kita memakannya, namun jangan sampai berlebih-lebihan, setelah itu jangan sampai lupa memanjatkkan rasa syukur dengan menunaikan zakatnya pada saat panen, Allah berfirman yang artinya:
وَهُوَ الَّذِى أَنْشَأَ جَنَّاتٍ مَّعْرُوْشَاتٍ وَغَيْرَ مَّعْرُوْشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرُ مُتَشَابِهٍ. كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَءَاتُوْا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ وَلاَ تُسْرِفُوْا إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama rasanya. Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya dari memetik hasilnya (zakat); dan janganlah kamu berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (QS 6:141).
7.    Tidak Menggunakan Air Secara Boros.
Hal yang juga amat penting untuk mendapat perhatian kita adalah menggunakan air secara hemat, karenanya wudhu itu masing-masing dilakukan maksimal tiga kali, meskipun wudhu pada air yang banyak, bahkan wudhu di sungai sekalipun, karenanya Rasulullah berwudhu hanya menggunakan sedikit air, hal ini tergambar dalam hadits:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ
Adalah Rasulullah Saw berwudhu, dengan satu mud air (HR. Abu Daud dan Nasa’I).
جَاءَ أَعْرَابِيُّ إِلَى النَّبِىِّ ص.م فَسَأَلَهُ عَنِ الْوُضُوْءِ. فَأَرَاهُ ثَلاَثًا ثَلاَثًا. ثمَّ قالَ: هَذَا الْوُضُوْءُ. فَمَنْ زَادَ عَلَى هَذَا فَقَدْ أَسَاءَ أَوْ تَعَدَّى أَوْ ظَلَمَ
Datang seorang Badui kepada Nabi Saw, kemudian bertanya kepada beliau tentang wudhu, maka Nabi Saw memperlihatkan padanya tiga kali, tiga kali, lalu sabda: “Inilah wudhu, siapa yang lebih berarti telah berbuat keburukan dan kezaliman (HR. Nasa’I, Ahmad dan Ibnu Majah).
8.    Meminta Hujan Saat Kemarau.
Musim kemarau apalagi kemarau panjang bisa mengakibatkan kesengsaraan bagi manusia, karena bisa mengakibatkan kekurangan persediaan air yang pada akhirnya kegagalan dalam pertanian dan perkebunan. Bahkan musim kemarau bisa mengakibatkan bencana yang lebih besar lagi seperti mudahnya terjadi kebakaran, termasuk kebakaran hutan. Disamping itu, kesengsaraan juga dialami oleh binatang yang kesulitan bahan makanan karena daun dan rumput yang biasa dimakan menjadi kering serta kesengsaraan bagi lingkungan hidup itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai upaya menumbuhkan alam lingkungan yang subur, indah dan nyaman, menjadi suatu keharusan bagi kaum muslimin untuk berdo’a meminta hujan dengan melaksanakan shalat istisqa.
Sumber:
MATERI 3

JEJAK EKOLOGIS MAHASISWAKU

 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUShhZYU32VkpqpvumDSfjbSC85o7he9klsTuzqoDtdMuDiaObLVUTA7Tk4Kz5ZmC3fgt0_-tECs09_MHGzzPSwkhptqzzFfbQ05ZQtJvBkFT-xkNjZtXKbsnSQqVdIiSZxCrpP1THJy2y/s320/ecological-footprint-illustration.jpg
Mahasiswaku di MKes PPS Binahusada Palembang saya beri tugas untuk menulis teori tentang jejak ekologi, selanjutnya menentukan berapa jejak ekologi masing-masing. Secara sederhana jejak ekologi adalah jumlah global hektar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan seseorang selama satu tahun, mulai dari untuk makan, papan, sandang, pendidikan, transportasi, dll. Pendek kata setiap mahasiswa saya sudah mulai mampu menentukan besaran jejak ekologi masing-masing. Dengan pemahaman terhadap jejak ekologi masing-masing itu diharapkan mereka semakin menyadari bahwa kehadiran setiap manu manusia di muka bumi ini menambah beban kepada bumi. Karena itu harus wujud dalam kehidupan kita sehari-hari etika lingkungan - akhlak terhadap apa-apa saja di sekitar kita (kepada tuhan kita, kepada sesama makhluk, juga kepada lingkungan fisik dan biotik.
MATERI 4

Apa itu nilai lingkungan?


Nilai lingkungan berkaitan dengan dasar dan justifikasi kebijakan lingkungan. Hal ini bertujuan untuk membawa bersama-sama kontribusi dari filsafat, hukum, ekonomi dan disiplin lainnya, yang berhubungan dengan lingkungan sekarang dan masa depan manusia dan spesies lainnya, dan untuk memperjelas hubungan antara isu-isu kebijakan praktis dan prinsip-prinsip dasar yang lebih fundamental atau asumsi.

MATERI 5

Etika lingkungan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang atau badan usaha atau program kegiatan yang dilandasi oleh moral yang penuh tanggung jawab dengan penuh kesadaran memperhatikan kepentingan sekarang dan masa depan. Menghargai dan memelihara komunitas kehidupan berdasarkan etika yang didasarkan pada prinsip saling memelihara yang merupakan pemikiran agi pembangunan berkelanjutan.

  MATERI 6

Jenis Etika Lingkungan dan Prinsip-prinsip pelaksanaanya


Sebagai makhluk hidup yang membutuhkan lingkungan, manusia memiliki kewajiban untuk menghormati, menghargai dan menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalam lingkungan. Mengapa? Karena manusia itu sendiri adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan lingkungan. Manusia adalah bagian dari lingkungan. Perilaku positif manusia dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari sedangkan perilaku negatifnya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Etika manusia terhadap sesuatu adalah kebiasaan hidup yang baik yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain. Etika berisikan aturan tentang bagaimana manusia harus hidup yang baik sebagai manusia, perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku manusia untuk mengungkapkan, menjaga, dan melestarikan nilai tertentu, yaitu apa yang dianggap baik dan penting. Dengan demikian etika berisi prinsip-prinsip moral yang harus dijadikan pegangan dalam menuntun perilaku.
Etika lingkungan hidup memfokuskan tentang  perilaku manusia terhadap alam serta hubungan antara semua kehidupan alam semesta. Etika lingkungan (etika ekologi) adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Prinsip etika lingkungan adalah: semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.
Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu tindakan. Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Etika lingkungan dapat dikategorikan kedalam etika pelestarian dan etika pemeliharaan.  Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua mahluk. Etika lingkungan dapat dibedakan menjadi etika lingkungan dangkal (shallow environmental ethics), etika lingkungan moderat (moderate environmental ethics) dan etika lingkungan dalam (deep environmental ethics). Di sini hanya akan dibicarakan yang pertama dan yang ketiga. Karena yang kedua merupakan peralihan antara yang pertama dabn yang kedua.

Etika Lingkungan Dangkal (Shallow environmental ethics)

Etika lingkungan dangkal merupakan pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan fungsi lingkungan sebagai sarana penyelenggaraan kepentingan manusia dan bersifat antroposentris. Etika lingkungan  dangkal biasa diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik. Dalam hal ini, alam hanya dipandang sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

Pokok-pokok penekanan dalam etika antroposentris adalah sebagai berikut.
  • Manusia terpisah dari alam.
  • Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
  • Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
  • Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
  • Norma utama adalah untung rugi.
  • Mengutamakan rencana jangka pendek.
  • Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya di negara miskin.
  • Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
Jenis etika antroposentris.
1.     Etika antroposentris yang menekankan segi estetika alam (etika lingkungan harus dicari pada kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika).
2.     Etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus (mendasarkan etika lingkungan pada perlindungan atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia).
Tokoh: Eugene Hargrove dan Mark Sagoff.

Etika Lingkungan Dalam (Deep Environmental Ethics)

Dalam pandangan etika ini, alam sesungguhnya  memiliki fungsi kehidupan, patut dihargai dan  diperlakukan dengan cara yang baik (etika lingkungan ekstensionisme atau preservasi). Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi kepentingan bersama, kepentingan manusia dan kepentingan alam itu sendiri.
Berikut adalah hal-hal yang ditekankan dalam etika lingkungan.
  • Manusia adalah bagian dari alam
  • Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang
  • Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-wenang
  • Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk
  • Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai
  • Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati
  • Menghargai dan memelihara tata alam
  • Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem
  • Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara.
Jenis-jenis etika lingkungan dalam.
1.     Etika Neo-Utilitarisme. Etika ini merupakan pengembangan etika utilitarisme Jeremy Bentham yang dipelopori Pete Singer yang menekankan kebaikan untuk semua sehingga kebaikan etika lingkungan ditujukan untuk seluruh mahluk.
2.     Etika Zoosentrisme. Etika ini menekankan perjuangan hak-hak binatang (pembebasan binatang) dengan tokoh  Charles Brich. Menurut etika ini, binatang memiliki hak menikmati kesenangan karena mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan dan menjadikan rasa senang/penderitaan binatang sebagai salah satu standar moral.
3.     Etika Biosentrisme. Etika ini  menekankan kehidupan sebagai standar moral dengan salah satu tokohnya adalah Kenneth Goodpaster. Hal yang dijadikan tujuan bukanlah rasa senang atau menderita tetapi kemampuan atau kepentingan untuk hidup. Dengan menjadikan kepentingan untuk hidup sebagai standar moral, maka yang dihargai secara moral bukan hanya manusia dan hewan, melainkan seluruh makhluk hidup yang ada.
4.     Etika Ekosentrisme. Etika ekosentrisme menekankan keterkaitan seluruh organisme dan anorganisme dalam ekosistem. Setiap individu mamiliki keterkaitan satu sama lain secara mutual dan memandang bumi sebagai suatu pabrik terintegrasi berisi organsime yang saling membutuhkan, saling menopang dan saling memerlukan. Kematian dan kehidupan haruslah diterima secara seimbang. Hukum alam memungkinkan mahluk saling memangsa diantara semua spesies. Ini menjadi alasan mengapa manusia boleh memakan unsur-unsur  yang ada di alam, seperti binatang maupun tumbuhan. Menurut salah satu tokohnya, John B. Cobb, etika ekosentrisme mengusahakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan keseluruhan dalam ekosistem.
5.      Hak Asasi AlamMakhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi, namun makhluk hidup membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan berkembang.Makhluk hidup seperti binatang dan tumbuhan juga mempunyai hak, meskipun mereka tidak dapat bertindak yang berlandaskan kewajiban. Mereka ada dan tercipta untuk kelestarian alam ini. Maka mereka juga mempunyai hak untuk hidup. Hak itu harus dihormati berdasar prinsip nilai intrinsik yang menyatakan bahwa setiap entitas sebagai anggota komunitas bumi bernilai. Dengan demikian, pembabatan hutan secara tidak proporsional dan penggunaan binatang sebagai obyek eksperimen tidak dapat dibenarkan.
Beberapa prinsip yang dapat menjadi pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam.
1.     Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature). Hormat terhadap alam merupakan prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. Setiap anggota komunitas ekologis, termasuk manusia, berkewajiban menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies serta menjaga keterkaitan dan kesatuan komunitas ekologis.
2.     Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature). Manusia mempunyai tanggung jawab terhadap alam semesta (isi, kesatuan, keberadaan dan kelestariannya).
3.     Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity). Prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian yang menyatu dari alam semesta dimana manusia sebagai makhluk hidup memiliki perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain.
4.     Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For Nature). Manusia digugah untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi yang muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat.
5.      Prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu,
6.       Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam 
7.     Prinsip keadilan 
8.     Prinsip demokrasi 
9.      Prinsip integritas moral
dari berbagai sumber
http://blogs.itb.ac.id/sholihah/2011/08/24/etika-lingkungan/
http://firmandepartment.blogspot.com/2011/12/makalah-etika-lingkungan.html
MATERI 7

Penerapan etika lingkungan

 

Sejumlah cara yang dapat dilakukan manusia yang berkaitan dengan etika lingkungan.

1. Konservasi : menjaga/membatasi sumber daya alam. 

Maksudnya, manusia harus menghilangkan pandangan bahwa bumi merupakan SDA yang tidak terbatas sehingga manusia dapat menggunakan seenaknya
  
2. Meyakini bahwa manusia merupakan bagian dari alam, dengan cara:

 a. Tidak mengeksploitasi SDA secara berlebihan
 b. Tidak merusak alam sekitar
c. Memperbaiki kerusakan SDA akibat eksploitasi berlebihan dan menyadari bahwa eksploitasi mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan

3.  Mendukung dan menjamin bahwa lingkungan dapat meneruskan fungsinya untuk kelangsungan hidup semua makhluk dengan menghormati alam

4. Mengelola sistem lingkungan dengan menggunakan ilmu dan tekhnologi yang ramah lingkungan


Menurut UU pengelolaan Lingkungan Hidup, peran dan fungsi pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup : 

a. Bertanggung jawab saat mengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup

b. Meningkatkan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

c. Mengembankan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup

d. Menyebarluaskan informasi lingkungan hidup kepada masyarakat

e. Memberi penghargaan bagi orang yang berjasa dalam pengelolaan lingkungan hidup dan memberi hukuman bagi yang merusaknya

 Peran Organisasi/Institusi dalam pengelolaan lingkungan 

a. Memberikan pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat.

b. Meneliti masalah lingkungan hidup dan hasilnya disebarluaskan kepada masyarakat.

c. Mengontrol pemerintah dalam pelaksanaan UU pengelolaan lingkungan hidup.

d. Berperan aktif sebagai mitra regulator dalam memberikan informasi mengenai lingkungan hidup kepada masyarakat.

e. Membantu menyelesaikan masalah lingkungan hidup dalam masyarakat

 Peran  Individu dalam pengelolaan lingkungan

a. Mematuhi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.

b. Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan.

c. Saling mengingatkan apabila ada yang melakukan kegiatan yang merusak lingkungan.

d. Menyayangi binatang dan tumbuhan sehingga terhindar dari kepunahan.

 Peran Pengelolaan Lingkungan dalam  keluarga 

a. Menanam dan memelihara tanaman di pekarangan rumah

b. Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya

c. Memberikan tanggung jawab pada tiap angggota keluarga untuk membersihkan rumah secara rutin

Peranan dalam Lingkungan Pendidikan /Sekolah/Universitas

a. Pembahasan atau mengenai lingkungan hidup

b. Pengelolaan sampah

c. Penanaman pohon


Peranan di Lingkungan Masyarakat 

a. Membuang sampah pada tempat pembuangan sampah akhir secara berkala

b. Memisahkan sampah organik dan anorganik

c. Melakukan gotong royong secara berkala

d. Mendaur ulang sampah yang dapay diperbaharui

 http://www.slideshare.net/iffahsulistyawatihartana/penerapan-etika-lingkungan 

No comments:

Post a Comment